Aplikasi “All Indonesia” integrasikan layanan kedatangan internasional
By Mochamad Azhar
Dengan menyederhanakan berbagai formulir digital ke dalam satu platform, All Indonesia bertujuan membuat perjalanan lintas batas di Indonesia menjadi lebih mudah, cepat, dan ramping.

Platform terintegrasi "All Indonesia" akan sederhanakan alur prosedur layanan kedatangan internasional, mulai dari layanan imigrasi, bea cukai, kesehatan, hingga karantina. Foto: Kementerian PANRB
Bayangkan tiba di bandara internasional setelah perjalanan panjang. Alih-alih mengantre di berbagai meja imigrasi, bea cukai, hingga pos kesehatan, kini penumpang cukup menunjukkan satu kode QR dari ponsel mereka.
Inilah pengalaman baru yang ditawarkan aplikasi "All Indonesia", sebuah portal digital terpadu yang menyatukan berbagai formulir – mulai dari imigrasi, bea cukai, hingga kesehatan dan karantina – dalam satu platform.
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, menjelaskan bahwa sistem ini merupakan lompatan besar dalam pelayanan publik di bidang imigrasi dan kedatangan internasional.
“Kini penumpang cukup mengisi satu deklarasi sehingga proses pemeriksaan jadi lebih singkat,” katanya di acara peluncuran All Indonesia di Bandara Internasional Soekarno Hatta, 1 Oktober.
Didukung dengan data yang sudah terintegrasi secara real time, aplikasi ini bukan hanya memangkas birokrasi, tetapi juga mengurangi risiko antrean panjang di lokasi pemeriksaan yang selama ini menjadi keluhan utama penumpang internasional, tambahnya.
Mulai Oktober, sistem ini diuji coba di beberapa pintu masuk internasional, antara lain Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Bandara Ngurah Rai Bali, Bandara Juanda Surabaya, serta pelabuhan di Batam. Ke depan, penerapan penuh akan dilakukan di seluruh titik kedatangan Indonesia.
All Indonesia juga akan terkoneksi dengan corridor gate untuk pemeriksaan biometrik otomatis bagi penumpang prioritas seperti lansia, orang dengan disabilitas, dan anak di bawah umur tanpa pendamping, kata Menteri Agus.
Merampingkan prosedur
Sebelumnya, penumpang yang tiba di pintu masuk kedatangan internasional dihadapkan pada berbagi prosedur yang ditetapkan berbagai kementerian, seperti mengisi kartu kedatangan, deklarasi barang bawaan, pemeriksaan kesehatan yang berisiko hingga karantina.
Berbagai layanan ini tidak terkoneksi satu sama lain sehingga mengharuskan penumpang mengisi berbagai formulir dan menginput data.
Melalui All Indonesia, penumpang dapat mengisi seluruh data kedatangan hanya dalam satu kali proses. Sistem ini dapat diakses di laman allindonesia.imigrasi.go.id dan tersedia di aplikasi telepon seluler IoS maupun Android.
Penumpang hanya perlu mencantumkan identitas diri, nomor paspor, rincian penerbangan atau kapal, alamat tempat tinggal di Indonesia, hingga tujuan perjalanan. Selain itu, sistem juga mencakup deklarasi barang bawaan, pertanyaan kesehatan, serta pendaftaran IMEI perangkat seluler bila diperlukan.
Berlangganan bulletin GovInsider di sini.
Formulir ini wajib diisi paling lambat 72 jam sebelum kedatangan, sehingga data dapat langsung terintegrasi dengan sistem imigrasi dan bea cukai Indonesia.
Setelah semua data dilengkapi, pengguna akan menerima kode QR yang menjadi bukti registrasi. Kode ini harus ditunjukkan kepada petugas imigrasi dan bea cukai saat tiba di bandara atau pelabuhan.
Untuk pintu masuk yang belum mendukung sistem ini, penumpang tetap diwajibkan mengisi formulir lama secara terpisah.
All Indonesia juga tidak menggantikan kewajiban visa atau izin tinggal yang berlaku. Penumpang asing tetap harus memenuhi syarat sesuai kebijakan imigrasi.
Memudahkan penumpang
Selain Menteri Agus, acara peluncuran juga dihadiri Menteri Koordinator Infrastruktur dan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Rini Widyantini, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono, dan sejumlah pejabat bea cukai dan karantina.
Menko Agus Yudhoyono mengatakan, All Indonesia merupakan upaya pemerintah Indonesia menyuguhkan pelayanan publik yang baik serta pengalaman perjalanan yang lebih cepat, aman, dan efisien bagi seluruh penumpang.
“Impresi pertama yang didapatkan saat kita melakukan perjalanan ke negara lain didapatkan saat tiba di bandara atau pelabuhan. Jika kita ingin orang-orang itu datang kembali, kita harus dapat memberikan impresi positif sejak awal,” katanya.
Ia juga berharap platform ini dapat mendukung sektor pariwisata dan investasi di Indonesia ke depan.
Menteri Rini menambahkan, inovasi ini sejalan dengan program prioritas pemerintah dalam menghadirkan pelayanan publik yang terintegrasi, cepat, dan mudah diakses.
Lebih dari itu, All Indonesia menjadi wujud nyata kolaborasi antarlembaga dalam meningkatkan layanan publik.
“All Indonesia mencerminkan semangat shared outcome, di mana kementerian dan lembaga bekerja sama memberikan layanan publik terpadu yang lebih cepat, transparan, dan pasti,” katanya.