BUMN gandeng Microsoft untuk meningkatkan ekosistem digital

By Mochamad Azhar

Forum Digital (Fordigi) Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berpartner dengan Microsoft di AI, bidang alat-alat produktivitas, keamanan siber dan talenta digital.

Forum Digital BUMN menjalin kemitraan dengan Microsoft. Kerja sama meliputi lisensi bersama Microsoft Office, AI, keamanan siber dan talenta digital. Sumber: Kementerian BUMN

Tak lama lagi, para pegawai di perusahaan milik negara Indonesia dapat memiliki akses ke AI Copilot dari Microsoft untuk melakukan tugas sehari-hari mereka. Hal ini berkat kemitraan strategis yang dilakukan oleh Forum Digital (Fordigi) BUMN dengan Microsoft pada acara Fordigi Summit 2023 pada 26 September di Jakarta.

 

Hadir dalam acara tersebut Deputi Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Informasi Kementerian BUMN Tedi Bharata, Ketua Fordigi BUMN Fajrin Rasyid dan Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir.

 

Menurut Tedi Bharata, kemitraan itu bertujuan meningkatkan peran Kementerian BUMN di bidang kepemimpinan teknologi sekaligus meningkatkan produktivitas dan daya saing perusahaan negara lewat ekosistem digital. 

 

“Kolaborasi antara Fordigi sebagai wadah digital perusahaan-perusahaan negara dengan Microsoft diproyeksikan meningkatkan efisiensi proses bisnis hingga 20-30%,” ungkap Tedi Bharata.

 

Fordigi BUMN merupakan organisasi yang bertujuan mengembangkan ekosistem digital dan talenta digital berstandar global di BUMN. Fordigi beranggotakan para eksekutif IT di BUMN. 

Microsoft akan bawa AI Copilot ke Indonesia

Pada sesi presentasi, Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir mengatakan bahwa Microsoft akan membawa inovasi terbaru Copilot ke Indonesia dan dapat digunakan oleh pelanggan-pelanggan perusahaan dalam waktu dekat. Copilot akan hadir di platform-platform milik Microsoft seperti Windows 11, Microsoft Office 365, Edge dan Bing. 

 

Teknologi AI yang dikembangkan Microsoft Azure ini dirancang untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas pengguna secara lebih baik dengan mengedepankan aspek privasi dan keamanan. Beberapa keunggulan Copilot misalnya fitur navigasi otomatis untuk pengaturan pesan, e-mail, kalender, hingga pembuatan desain dan konten media sosial.

 

“Sebelum ada AI generatif, perlu membuat coding untuk melakukan pemodelan dan pemrograman. Sekarang, instruksi dapat dilakukan dengan mudah melalui klik atau menyentuh layar,” Dharma melanjutkan.

 

Ia menggarisbawahi bahwa kemitraan BUMN dan Microsoft pada lingkup AI akan dilakukan berdasarkan prinsip ‘praktek AI yang bertanggung jawab’ serta memastikan perusahaan negara mendapatkan nilai tambah berupa pengetahuan dan produktivitas.

 

Manusia tetap akan menjadi pemegang kendali dalam proyek-proyek yang dikerjakannya meski AI memiliki kemampuan penghitungan dan pengolahan data yang melebihi manusia. “Peran Copilot hanya sebagai pembantu dan pelengkap, pengambilan keputusan strategis tetap berada di tangan anda,” tutup Dharma.

Tiga inisiatif kunci kolaborasi BUMN-Microsoft

Terdapat tiga inisiatif kunci yang menjadi bagian kemitraan Fordigi BUMN dengan Microsoft, yaitu pengadaan alat-alat menunjang produktivitas, keamanan siber, dan peningkatan jumlah talenta-talenta digital.

 

Inisiatif pertama ialah pemanfaatan Microsoft Office dengan mekanisme lisensi bersama berikut perangkat-perangkat lunak turunannya di seluruh perusahaan milik negara.

 

Menurut Tedi, Microsoft Office sudah menjadi bagian integral pada proses bisnis di kantor-kantor BUMN, namun tidak semuanya menggunakan perangkat Microsoft Office yang legal. "Mohon maaf, mungkin dipakai di luar sana belum tentu legal … Ini yang harus kita jaga agar semuanya menggunakan produk yang berlisensi.”

 

Lewat kemitraan ini, produk Microsoft Office yang sebelumnya dibeli secara sendiri-sendiri akan diintegrasikan ke seluruh grup BUMN melalui lisensi bersama dengan satu pricing.

 

Hal ini akan meningkatkan efisiensi bagi BUMN, khususnya bagi perusahaan-perusahaan BUMN kecil. Bagi Microsot, biaya pemasaran juga jauh lebih murah karena Fordigi BUMN merepresentasikan semua perusahaan negara di seluruh Indonesia.

 

Inisiatif kedua ialah dukungan keamanan siber pada aplikasi-aplikasi Microsoft. Penyedia layanan akan memberikan jaminan bagi dokumen dan data yang dikelola di kantor-kantor BUMN bebas dari ancaman siber.

 

“Tren ancaman siber semakin meningkat dengan bentuk yang beraneka ragam. Penggunaan software resmi salah satunya dilakukan untuk mencegah hal semacam itu,” Tedi menjelaskan.

 

Kolaborasi pengadaan alat-alat produktivitas akan membuat BUMN lebih fokus pada bisnis utama yang dijalankan. Dengan manajemen tata kelola dan IT governance yang baik, kinerja akan meningkat. BUMN bisa lebih berkontribusi lagi kepada masyarakat dan menghasilkan keuntungan.

 

Menurut Tedi, kemitraan dengan Microsoft menjadi awal yang baik untuk menjalin kolaborasi dengan penyedia solusi digital lainnya, mencakup layanan cloud, kecerdasan artifisial (AI) dan lain-lain. “Ini adalah peluang-peluang yang akan kita buka seluas-luasnya,” ungkap Tedi.

Mencetak talenta digital BUMN

Inisiatif ketiga ialah kemitraan dalam mencetak talenta-talenta digital di BUMN. “Microsoft akan dilibatkan dalam pelatihan-pelatihan digital yang sedang diselenggarakan Kementerian BUMN pada berbagai level, mulai dari karyawan, pemimpin perusahaan hingga ke universitas,” kata Tedi.

 

Menurutnya, Indonesia membutuhkan setidaknya 9 juta talenta digital dalam 10-15 tahun ke depan atau sekitar 600 ribu per tahun. Dari 9 juta talenta digital, 20% di antaranya akan bekerja di BUMN.

 

Sementara itu, Dharma Simorangkir menyambut positif kerja sama Microsoft dengan BUMN. Dharma menilai kemitraan ini sebagai upaya untuk meningkatkan inklusivitas teknologi digital di Indonesia.

 

“Akses yang terjangkau terhadap teknologi akan mendorong BUMN berinovasi lebih cepat. Fondasi ini akan kita mulai dari sisi produktivitas, ketahanan siber, teknologi cloud, dan kecerdasan artifisial (AI)," kata Dharma

 

Microsoft juga akan menyerap dan meningkatkan kapasitas talenta-talenta digital di Tanah Air. “Ketika teknologi sudah tersedia tetapi talenta digitalnya tidak berkembang, maka kita akan sulit untuk bersaing dengan negara lain,” kata dia.