Dewi Nur Aisyah, Technical Advisor for Primary Healthcare, DTO Kemenkes
By Mochamad Azhar
Mengenal para srikandi Women in GovTech 2024
Dewi Nur Aisyah, Technical Advisor for Primary Healthcare, DTO Kemenkes, berbagi tentang pentingnya sistem informasi kesehatan terintegrasi di layanan kesehatan primer di Indonesia.
1. Bagaimana Anda menggunakan teknologi atau kebijakan untuk meningkatkan kehidupan warga negara?
Saya telah ditunjuk oleh Menteri Kesehatan sebagai ahli informatika kesehatan dan penasihat teknis untuk layanan kesehatan primer di Digital Transformation Office (DTO), Kementerian Kesehatan.
Saya memiliki peran penting untuk memimpin transformasi digital dalam layanan kesehatan primer di seluruh Indonesia, menyederhanakan dan menghadirkan sistem informasi yang terintegrasi untuk lebih dari 10.000 Puskesmas dan 514 dinas kesehatan kabupaten/kota, memberikan akses dan layanan yang lebih mudah dan nyaman bagi 270 juta penduduk Indonesia.
Dengan posisi saya di DTO Kemenkes, saya telah merancang dan mengawasi program-program kesehatan yang mencakup berbagai aspek dalam transformasi kesehatan digital, termasuk kesehatan ibu dan anak, imunisasi, penyakit tidak menular, skrining kesehatan bagi remaja dan kelompok usia sekolah, penyakit menular serta aspek-aspek layanan kesehatan primer lainnya.
Saya memimpin transformasi digital layanan kesehatan primer dengan menargetkan untuk menyederhanakan lebih dari 30 sistem informasi kesehatan di Puskesmas; mengembangkan sistem pelaporan digital yang terintegrasi untuk kegiatan penjangkauan masyarakat melalui ASIK (Aplikasi Sehat IndonesiaKu) - menitikberatkan pada aspek promotif dan preventif – yang merupakan bagian dari ekosistem SATUSEHAT; dan meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mengirimkan notifikasi hasil skrining kesehatan dan pengingat melalui WhatsApp.
ASIK merupakan aplikasi seluler pertama yang dirancang untuk tenaga kesehatan dan petugas kesehatan masyarakat di Indonesia, yang memungkinkan pencatatan layanan kesehatan berbasis individu sebagai bagian dari kegiatan penjangkauan masyarakat di layanan primer.
Sejak diluncurkan pada Mei 2022, ASIK telah berkembang menjadi platform komprehensif yang merekam data layanan kesehatan seperti imunisasi rutin, skrining penyakit tidak menular (PTM), pemantauan tumbuh kembang anak, layanan kesehatan ibu hamil, serta layanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja.
Tersedia di Android dan iOS, ASIK memungkinkan pengumpulan data yang hampir seketika (near real-time) yang dapat diakses oleh Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten dan Provinsi, serta pemangku kepentingan lainnya melalui dasbor yang terintegrasi.
Dengan lebih dari 400 juta layanan yang tercatat di 10.318 Puskesmas, ASIK telah mentransformasi pencatatan dan pelaporan data layanan kesehatan dari format manual ke format digital, sehingga memungkinkan petugas kesehatan untuk memantau dan menganalisis layanan kesehatan secara efektif di seluruh tahap kehidupan.
2. Apa project yang menurut Anda paling berdampak dalam setahun terakhir?
Saya merancang dan membangun Electronic Immunization Registry (EIR) pertama di Indonesia, mengumpulkan lebih dari 200 juta catatan imunisasi individu dalam waktu 12 bulan setelah implementasi. Lebih dari tiga juta pesan WhatsApp telah dikirim ke orang tua untuk memberitahukan jadwal imunisasi anak-anak mereka. Sertifikat digital imunisasi juga dapat diakses melalui aplikasi SATUSEHAT.
Inisiatif dan kemajuannya yang dipercepat telah diakui dalam Pertemuan Global tentang Pemantauan Imunisasi dalam Konteks IA2030 di Markas Besar WHO, Jenewa September 2023; menjadi contoh bagaimana integrasi dan digitalisasi data imunisasi secara menyeluruh dapat dilakukan di negara-negara berkembang.
Melalui Linked Immunization Action Network, hasil kerja saya dipresentasikan di depan para pemangku kepentingan yang berbeda dari Bhutan, Ghuyana, Vietnam, dan Uzbekistan pada bulan Juli 2024.
Berlangganan Bulletin GovInsider untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai inovasi sektor publik.
3. Apa unexpected learning yang Anda dapatkan di tahun 2024?
Salah satu pelajaran berharga yang saya dapatkan di tahun 2024 adalah bagaimana kita dapat mempercepat transformasi kesehatan digital dengan memperkuat koordinasi, kolaborasi, dan komunikasi lintas program, lintas kementerian, dan lintas sektor.
Kita juga perlu memperkuat infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia dan memperkuat kapasitas tenaga kesehatan untuk dapat mengadopsi dan mengimplementasikan teknologi kesehatan.
4. Apa perangkat teknologi atau model kebijakan yang ingin Anda eksplorasi lebih jauh di tahun 2025?
Saya ingin mempelajari bagaimana data lintas sektoral antara data kesehatan manusia, data kesehatan hewan, dan data kesehatan lingkungan dapat diintegrasikan dan dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di Indonesia.
5. Apa pendapat Anda tentang AI dan bagaimana implementasi AI yang menurut Anda mampu mendorong sektor publik?
Kehadiran AI memberikan banyak kemudahan bagi kehidupan masyarakat. Di bidang kesehatan, kami juga telah mulai menggunakan teknologi AI untuk membantu pemrosesan data model, termasuk pengembangan skor prediksi untuk diabetes melitus dan stunting. Kami juga berencana untuk mengimplementasikan AI generatif untuk memudahkan interaksi antara masyarakat dan penyedia layanan kesehatan melalui chatbot WhatsApp.
Berlangganan Bulletin GovInsider untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai inovasi sektor publik.
6. Apa prioritas yang ingin Anda lakukan atau kembangkan di tahun 2025?
Pada tahun 2025, kami bertujuan untuk dapat sepenuhnya menerapkan transformasi kesehatan digital untuk layanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil, balita, kelompok usia sekolah, serta orang dewasa dan lansia.
Hal ini mencakup teknologi digital untuk kesehatan mental, kesehatan kerja, kesehatan reproduksi, dan geriatri. Kami juga akan mulai bekerja untuk menyederhanakan berbagai HIS pada penyakit menular, termasuk penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, penyakit yang ditularkan melalui vektor, TBC, PMS, dll.
7. Apa masukan yang dapat Anda berikan kepada para inovator sektor publik?
Saran saya adalah untuk terus berinovasi dan dapat lebih meningkatkan kolaborasi, koordinasi, dan komunikasi yang baik untuk bersama-sama mencapai tujuan kemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat Indonesia.
8. Siapa yang menjadi sumber inspirasi bagi Anda?
Salah satu sumber inspirasi terbesar saya adalah orang tua saya. Mereka memiliki kecintaan yang sangat tinggi terhadap ilmu pengetahuan dan mendukung anak-anaknya untuk dapat belajar setinggi-tingginya dan menciptakan dampak bagi masyarakat.
Liputan ini dapat terselenggara berkat kerja sama dengan Pusdatin-DTO Kemenkes.