Layanan pemerintah Estonia kini 100 persen digital, termasuk perceraian
By Si Ying Thian
Layanan e-divorce menggenapi 100 persen layanan digital di negara berpenduduk 1,3 juta jiwa itu.

Estonia mendigitalkan 100 persen layanan pemerintahannya, dengan perceraian elektronik sebagai tahap akhir. Foto: e-Estonia
Sebagai negara yang sering disebut paling digital di dunia, Estonia belum berhasil mendigitalkan 100 persen layanannya. Ada satu layanan yang sangat sulit untuk didigitalisasi dan memakan waktu bertahun-tahun yakni layanan permohonan cerai.
“Dengan menghadirkan layanan ini [perceraian] secara online, Estonia telah menunjukkan kemampuannya untuk berinovasi bahkan di area yang membutuhkan nuansa dan kehati-hatian,” demikian rilis resmi dari e-Estonia.
Diluncurkan pada bulan Desember lalu, layanan e-divorce ini kini telah memproses 53 persen aplikasi perceraian di negara tersebut.
Layanan ini dapat diakses melalui portal layanan mandiri registrasi kependudukan. Dua pasangan perlu mengisi aplikasi yang telah diisi sebelumnya dengan data dari catatan sipil sebelum diproses.
Setelah masa tenang selama 30 hari, pasangan hanya perlu bertemu secara fisik dengan pejabat pemerintah sekali sebelum menyelesaikan perceraian mereka.
Portal ini juga menyediakan panduan dan alat bantu bagi keluarga untuk menavigasi hak asuh anak dan perjanjian harta gono-gini.
Berlangganan bulletin GovInsider di sini
100 persen digital & 0 persen “bureaucrazy”
“Digitalisasi 100 persen adalah tentang efisiensi dan memaksimalkan sumber daya, bukan teknologi untuk kepentingannya sendiri,” ujar Deputi Sekretaris Jenderal untuk Ekonomi dan Inovasi di Kementerian Urusan Ekonomi dan Komunikasi, Sandra Särav.
Pemerintah telah menggunakan frasa “bureaucrazy” yang menarik saat meluncurkan kampanye '100% Digital & 0% Bureaucrazy' yang berlangsung dari 27 Januari 2025 hingga 27 Maret 2025.
Kampanye ini telah mengundang khalayak global untuk mempelajari pencapaian digital negara ini melalui e-Estonia Briefing Centre di Tallin.
Birokrasi lama akan digantikan oleh sistem yang transparan dan mudah digunakan yang berfokus pada kenyamanan dan aksesibilitas, tulis pernyataan resmi e-Estonia.
Särav menggarisbawahi bahwa kemampuan Estonia untuk meningkatkan layanan “bahkan untuk saat-saat yang paling menantang dalam hidup seperti perceraian” menggarisbawahi prioritas negara digital ini dalam hal kepercayaan, transparansi, dan kenyamanan saat mengembangkan sistem.
Mengembangkan layanan proaktif
Meski sebagian besar layanan di negara ini sudah terdigitalisasi, perjalanan e-Estonia tidak hanya berhenti di situ.
“Para pengembang sekarang sedang mengeksplorasi cara untuk mendorong batas-batas lebih jauh - terutama melalui otomatisasi dan layanan proaktif,” Särav menambahkan.
Sebelumnya, kepada GovInsider, Direktur Jenderal Otoritas Sistem Informasi Estonia (RIA), Joonas Heiter, mengatakan bahwa layanan proaktif diperlukan untuk membuat negara menjadi lebih transparan.
“Tujuan utama kami adalah agar warga negara dan pengusaha tidak merasa harus mengumumkan sesuatu atau menanyakan sesuatu. Jika mereka memiliki kebutuhan, negara harus proaktif,” jelasnya.
Berlangganan bulletin GovInsider di sini
Tak ingin unggul dalam teknologi, tetapi berpusat pada warga
Baru-baru ini, mantan Presiden Estonia, Toomas Hendrik Ilves, menyatakan bahwa “baik Estonia maupun Eropa, saya khawatir secara keseluruhan tidak akan pernah menjadi pusat kekuatan AI seperti yang dimiliki oleh China dan AS... hanya karena tidak cukup banyak uang yang diinvestasikan.”
Ia menyoroti peran kunci yang dimainkan oleh pemerintah digital, termasuk Estonia, untuk mengimplementasikan pengembangan tata kelola dan layanan publik yang baru.
“Dan di situlah kreativitas kami berperan,” ujarnya, menyinggung X-Road, lapisan pertukaran data yang aman yang berfungsi sebagai tulang punggung bagi ekosistem layanan digital di negara ini.
Bahkan jika semua layanan sekarang tersedia secara digital, fokusnya harus terus membuat tata kelola pemerintahan lebih mudah bagi warga negara.
Dia berbagi contoh layanan otomatis dan proaktif di Estonia yang memungkinkan warga negara untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.
Ketika seorang anak lahir di Estonia, rumah sakit secara otomatis memberi tahu Kantor Dukcapil, yang kemudian orang tua akan menyelesaikan pendaftaran secara online dengan hanya mengonfirmasi nama anak dan detail lainnya.
Setelah terdaftar, anak tersebut akan mendapatkan nomor identifikasi pribadi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Informasi ini kemudian secara otomatis dibagikan kepada Dana Asuransi Kesehatan Estonia dan kota tempat orang tua terdaftar.
Sebelum adanya layanan digital ini, para orang tua harus mengunjungi beberapa kantor secara terpisah untuk mendaftarkan kelahiran anak mereka. Kini, prosesnya menjadi lebih efisien dan dapat dilakukan dengan nyaman dari rumah.
“Pencapaian terbesar Estonia sebagai negara digital bukanlah bahwa seseorang dapat bercerai secara online atau bahwa orang Estonia dapat memberikan suara dalam pemilihan umum dari mana saja di dunia,” kata Ilves.
“Pencapaian yang paling luar biasa adalah perubahan dalam cara orang berpikir dan berhubungan satu sama lain.”
Artikel ini diterjemahkan dari Bahasa Inggris pada laman ini
Baca lebih lanjut liputan-liputan GovInsider tentang perkembangan digital Estonia dengan klik di sini.
