BSSN gandeng Google perkuat ketahanan siber dengan teknologi AI
Oleh Mochamad Azhar
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bersama Google mengumumkan inisiatif strategis untuk menciptakan ketahanan siber yang lebih tangguh dengan teknologi kecerdasan artifisial (AI).
Google dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) meluncurkan kerja sama strategis untuk memperkuat keamanan siber di sektor publik. Foto: Google
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), lembaga negara yang menangani keamanan siber di wilayah pemerintahan dan sektor publik di Indonesia, bekerja sama dengan Google untuk mendorong ketahanan siber dengan menggunakan kecerdasan artifisial.
Inisiatif ini akan menyediakan program pelatihan keamanan siber dan perangkat keamanan siber yang didukung AI, membantu entitas sektor publik mewujudkan manfaat transformasi digital sekaligus melindungi mereka dari kejahatan siber dan serangan berbahaya di dunia maya.
Peresmian kerja sama strategis antara BSSN dan Google dilakukan di sela-sela acara “AI Policy and Skilling Lab” yang diadakan di Jakarta, 5 Maret 2024. Acara ini bertujuan memberikan kerangka kerja dan praktik terbaik kepada para pembuat kebijakan di Indonesia untuk membantu mereka merangkul potensi transformatif AI.
Inspektur Jenderal Polisi Dono Indarto, Deputi Strategi dan Kebijakan Keamanan Siber dan Sandi BSSN, menyampaikan bahwa inisiatif ini penting dalam konteks bagaimana meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan pemerintah akan potensi ancaman siber, serta mengembangkan solusi keamanan yang dapat diandalkan.
“Perkembangan AI yang begitu pesat memungkinkan adanya serangan siber yang lebih kompleks dan terotomatisasi, yang dapat menyebabkan kerusakan dan kerugian yang lebih besar bagi individu, perusahaan, dan bahkan pemerintah,” ujar Dono.
Selain dihadiri para pemimpin BSSN dan Google, acara tersebut juga dihadiri para pakar dari Center for Digital Society (CfDS) dan Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA) dan lebih dari 80 pejabat pemerintah.
Kejahatan siber timbulkan biaya ekonomi tinggi
Putri Alam, Government Affairs and Public Policy Director Google Indonesia, menyatakan bahwa selama beberapa dekade, keamanan siber telah menjadi medan yang tidak seimbang antara penyerang dan yang diserang – sebuah fenomena yang biasa disebut dengan “defender’s dillema”.
“Penyerang hanya membutuhkan satu kali penyusupan yang berhasil, sementara pihak pertahanan berada di bawah tekanan besar untuk mengerahkan pertahanan terbaik setiap saat di medan digital yang semakin kompleks. Kami percaya bahwa kemajuan AI dapat membalikkan dinamika ini."
Mengadopsi perangkat keamanan siber yang didukung oleh AI – yang dikombinasikan dengan keterampilan menggunakan perangkat tersebut – berpotensi untuk mengurangi biaya kejahatan siber untuk bisnis dan individu di Indonesia hingga Rp1.365 triliun atau setara USD88 miliar pada tahun 2030.
“Kami bangga dapat memperdalam komitmen kami untuk mengamankan dan memajukan masa depan digital Indonesia, dengan berkolaborasi bersama BSSN dan banyak pihak lainnya dalam program pelatihan keamanan AI dan memberikan kemampuan baru bagi para pelaku pertahanan."
Keamanan siber tingkat lanjut untuk sektor publik
Kolaborasi strategis BSSN dan Google Cloud mencakup tiga pilar untuk membangun kemampuan keamanan siber tingkat lanjut bagi sektor publik di Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah pemberian 1.000 beasiswa "Google Cybersecurity Certificate" kepada para pejabat pemerintah, yang membekali mereka dengan keterampilan untuk melindungi jaringan, perangkat, orang, dan data dari ancaman eksternal.
Kemudian, anak perusahaan Google, Mandiant, akan berbagi intelijen ancaman terbaik di kelasnya dengan tim keamanan siber BSSN. Terakhir, pengembangan kapasitas bersama untuk mengembangkan dan mengimplementasikan perangkat AI untuk mendeteksi dan mempertahankan diri dari serangan siber terhadap infrastruktur nasional yang penting.
Dono Indarto mengatakan, ketika para pelaku ancaman sudah bereksperimen dengan AI, BSSN harus mampu mengimbangi – atau bahkan menjadi yang terdepan – dengan memperkuat kemampuan sumber daya manusia untuk berinovasi dan memanfaatkan teknologi ini.
"BSSN memiliki keyakinan yang sama dengan Google bahwa AI memberikan kesempatan kepada para pembuat kebijakan, profesional industri, dan masyarakat sipil untuk menggeser keseimbangan keamanan siber dari penyerang menjadi pembela dan membangun ruang siber yang lebih aman bagi semua orang.”
Lebih lanjut, Dono menggarisbawahi kolaborasi antara pemerintah dan pemain industri terkemuka seperti Google akan memaksimalkan penggunaan AI di kalangan sektor publik.
“Ini juga memberi keunggulan bagi para pejuang pertahanan kami, sekaligus membatasi kegunaan teknologi tersebut bagi musuh-musuh kami," kata dia.
Menumbuhkan bakat keamanan siber pada komunitas
Di samping mendorong ketahanan siber di tingkat pembuat kebijakan, Google juga berinisiatif untuk memberikan pelatihan keamanan siber kepada sejumlah komunitas di Indonesia.
Google.org, lembaga filantropi Google dan The Asia Foundation akan bekerja sama dengan sejumlah mitra pelaksana untuk memberikan pelatihan keamanan siber kepada 70.000 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), lembaga nirlaba, dan usaha sosial – termasuk kemampuan untuk menggunakan perangkat keamanan siber bertenaga AI, agar mereka dapat mempertahankan diri dengan lebih baik dari ancaman siber.
Upaya ini merupakan bagian dari hibah sebesar US$15 juta untuk mendukung The Asia Foundation dalam meluncurkan APAC Cybersecurity Fund yang bermitra dengan CyberPeace Institute dan Global Cyber Alliance. Dana ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siber dari 300.000 organisasi yang belum terlayani di 13 lokasi di kawasan Asia Pasifik.
Google Cloud juga menyediakan opsi pelatihan pengembangan keterampilan keamanan siber dan AI yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia melalui program peningkatan keterampilan Google Cloud.
Program ini mencakup kursus-kursus yang tersedia tanpa biaya, seperti “Cloud Digital Leader Learning Path”, “Introduction to Generative AI Learning Path”, dan kursus “Preparing for Your Professional Cloud Security Engineer Journey”, di samping pengalaman belajar yang digabungkan dengan permainan melalui “The Arcade”.
Berlangganan Bulletin GovInsider untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai inovasi sektor publik.