Kemenkes luncurkan SATUSEHAT Logistik, bisa pantau stok vaksin dan obat-obatan

Oleh Mochamad Azhar

Aplikasi SATUSEHAT Logistik, sebagai bagian dari platform SATUSEHAT, dirancang untuk membantu petugas kesehatan memantau ketersediaan vaksin dan obat-obatan di setiap fasilitas layanan kesehatan secara real-time dan memungkinkan mereka memberikan respons cepat dalam situasi darurat. 

Kementerian Kesehatan meluncurkan SATUSEHAT Logistik untuk memudahkan pemantauan stok vaksin dan obat-obatan di setiap fasilitas kesehatan. Foto: Kemenkes

Kementerian Kesehatan meluncurkan aplikasi SATUSEHAT Logistik yang bertujuan untuk mengintegrasikan rantai pasok vaksin, mulai dari proses produksi, pengadaan, hingga distribusi, di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan Indonesia. Acara soft launching SATUSEHAT Logistik dilakukan pada 15 Oktober di Jakarta. 


Dalam pidato pembukanya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa SATUSEHAT Logistik akan memudahkan pemerintah memantau ketersediaan vaksin di setiap fasilitas layanan kesehatan, melakukan manajemen vaksin secara lebih efisien dan mendistribusikannya secara lebih transparan. 


“Aplikasi ini menyediakan informasi lengkap tentang berapa jumlah vaksin di setiap fasilitas pelayanan kesehatan, jenis vaksin apa yang tersedia dan jenis apa yang tidak, termasuk berapa jumlah vaksin yang dibutuhkan di tiap-tiap wilayah,” katanya.  


Saat meninjau fasilitas kesehatan di daerah, saya sering mendapat keluhan dari puskesmas yang kehabisan stok vaksin. Dengan SATUSEHAT Logistik, tidak boleh ada lagi kasus-kasus seperti ini, ia menambahkan.  


SATUSEHAT Logistik merupakan bagian dari ekosistem sistem informasi kesehatan nasional, platform SATUSEHAT. Saat ini, SATUSEHAT Logistik telah mengelola lebih dari 800 juta dosis vaksin dan 100 juta dosis obat-obatan di lebih dari 10.000 fasilitas kesehatan yang tersebar di 38 provinsi.


Berlangganan Bulletin GovInsider untuk mendapatkan informasi terbaru inovasi sektor publik.

Memantau ketersediaan obat dan alat kesehatan 


Menteri Budi menggarisbawahi bahwa digitalisasi sektor kesehatan bertujuan untuk membangun sistem perawatan kesehatan yang andal dan memastikan setiap warga negara mendapatkan akses yang setara terhadap layanan kesehatan dan mudah mendapatkan obat-obatan pada saat darurat.


Karenanya aplikasi SATUSEHAT Logistik tidak berhenti pada vaksin, melainkan dikembangkan untuk memberikan visibilitas real-time terhadap ketersediaan obat-obatan dan alat kesehatan, khususnya obat-obatan yang bersifat lifesaving seperti obat kanker. 


"Data [obat-obatan] yang akurat dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa. Jangan sampai ada fasilitas kesehatan yang kekurangan obat-obatan dan kita harus bisa menyediakannya tepat waktu," tegas Budi. 


Budi menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 telah memberikan pembelajaran kepada pemerintah dan seluruh stakeholders sektor kesehatan tentang pentingnya sistem informasi yang andal yang dapat membantu petugas kesehatan melakukan penanganan kesehatan dengan cepat. 


Berlangganan Bulletin GovInsider untuk mendapatkan informasi terbaru inovasi sektor publik.

Membenahi pencatatan dengan SMILE 


Di acara yang sama, Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Rizka Andalusia, mengungkapkan bahwa SATUSEHAT Logistik akan mengatasi masalah sistem pencatatan dan pelaporan data obat dan alat kesehatan yang selama ini terfragmentasi. 


SATUSEHAT Logistik akan menggunakan model Sistem Monitoring dan Inventaris Logistik Kesehatan Elektronik (SMILE) yang telah dikembangkan sebelumnya oleh Kementerian Kesehatan, UNDP, dan Gavi (Global Vaccine Alliance), untuk mengecek rantai pasok vaksin di Indonesia.


SMILE telah membantu dalam melakukan tata kelola vaksin pada saat pandemi, memantau kelebihan dan kekurangan stok, dan menyeimbangkan pasokan dan permintaan vaksin di tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga ke fasilitas pelayanan kesehatan di lingkup komunitas.


“Sebagai bagian dari SATUSEHAT Logistik, SMILE dapat dimanfaatkan oleh petugas kesehatan untuk memastikan ketersediaan obat-obatan dan alat kesehatan secara real-time,” kata Rizka. 


Saat ini SMILE telah mengintegrasikan data obat-obatan seperti tuberkolosis, malaria dan HIV. Ke depan, aplikasi ini akan mengintegrasikan data obat-obatan yang banyak dibutuhkan oleh pasien seperti obat hipertensi, diabetes dan kolesterol.

Tiga fokus platform SATUSEHAT 


Menteri Budi menjelaskan, terdapat tiga fokus utama dalam pengembangan layanan SATUSEHAT Logistik, yakni digitalisasi, integrasi, dan orientasi kepada pasien. Pertama ialah digitalisasi. Tolok ukurnya ialah bukan pada berapa jumlah aplikasi yang dirilis, melainkan apakah aplikasi kesehatan itu digunakan oleh masyarakat.  


“Kita berkaca pada aplikasi PeduliLindungi yang digunakan lebih dari 100 juta orang. Apabila [aplikasi baru] hanya digunakan kurang dari satu juta dalam satu tahun, maka ini bukanlah aplikasi yang bagus.” 


Selanjutnya ialah integrasi. Berbagai aplikasi yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan harus terintegrasi di bawah payung platform SATUSEHAT dengan single sign-on yang berlaku secara nasional seperti diamanatkan dalam Peraturan presiden Tahun 2023 Tentang Keterpaduan Layanan Digital Nasional. 


Terakhir adalah orientasi pada pasien. SATUSEHAT Logistik diharapkan menyediakan informasi detail tentang bagaimana masyarakat mengetahui ketersediaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan dan bagaimana cara mendapatkannya.  


“Apabila 60 juta ibu dapat mengecek ketersediaan vaksin HPV atau vaksin imunisasi untuk bayinya, saya katakan ini aplikasi yang sukses,” tutup Budi.