Suryastri Boni, Chief Technology Officer, Tim Transformasi Teknologi dan Digitalisasi Kesehatan, Kemenkes

By Mochamad Azhar

Temui srikandi Women in GovTech 2025.

Suryastri Boni, Chief Technology Officer, Tim Transformasi Teknologi dan Digitalisasi Kesehatan, Kemenkes, berbagi pengalamannya. Foto: Kemenkes

1. Bagaimana cara Anda memastikan bahwa teknologi dan kebijakan benar-benar inklusif?  


Di Kementerian Kesehatan, kami meyakini bahwa transformasi digital hanya dapat berhasil jika teknologi dan kebijakan berjalan selaras. Setiap pengembangan digital selalu disertai regulasi pendukung yang jelas, terukur, dan sesuai dengan peraturan.


Proses penyusunan kebijakan dilakukan melalui mekanisme formal yang mengutamakan partisipasi publik dan melibatkan lintas kementerian, akademisi, tenaga kesehatan, asosiasi, hingga masyarakat umum.  


Kami memastikan setiap produk teknologi kesehatan dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia, termasuk yang tinggal di daerah terpencil. Layanan digital dirancang dengan mempertimbangkan keterjangkauan, aksesibilitas, literasi digital, keamanan data, privasi. 


Dengan sinergi antara kebijakan yang kuat dan teknologi yang tepat guna, transformasi digital di sektor kesehatan dapat berjalan lebih cepat, merata, dan berkelanjutan, sehingga seluruh masyarakat Indonesia memperoleh manfaatnya. 

2. Dalam perjalanan karier Anda, ceritakan momen yang pernah Anda alami ketika teknologi atau kebijakan berhasil mengubah kehidupan warga menjadi lebih baik?  


Saya melihat secara langsung bagaimana digitalisasi membawa perubahan besar bagi masyarakat, mencakup akses yang lebih cepat, proses administrasi lebih sederhana, hingga transparansi informasi yang meningkat.


Teknologi memungkinkan masyarakat mendapatkan layanan tanpa perlu perjalanan jauh atau proses yang berbelit-belit. Data yang terkumpul secara real-time dari berbagai fasilitas kesehatan juga memberikan nilai tambah yang sangat besar.  


Dengan adanya data yang terstandarisasi dan terintegrasi secara nasional, para pemangku kebijakan kini dapat membuat kebijakan yang berbasis data, bukan asumsi.


Momen paling bermakna dalam karier saya adalah ketika melihat manfaat nyata dari sistem yang kami bangun bagi seluruh ekosistem kesehatan, mulai dari tenaga kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan, pemerintah pusat dan daerah, dan bagaimana teknologi dan kebijakan yang kami bangun benar-benar mengubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. 

3. Apa proyek paling berdampak yang Anda kerjakan tahun ini dalam upaya membangun kepercayaan serta memenuhi kebutuhan publik?  


Platform Skrining Kesehatan Nasional (Cek Kesehatan Gratis) 


Dalam 11 bulan, Platform Skrining Kesehatan Nasional telah melayani lebih dari 60 juta pasien di lebih dari 10.500 faskes  dan 160.000 sekolah. Tercatat 2,4 miliar hasil pemeriksaan, dengan 30-50 parameter per individu, dan melayani sekitar 500 ribu pasien setiap hari.  


Platform ini memungkinkan deteksi dini penyakit, pemantauan kesehatan masyarakat secara real-time dan pendaftarannya menggunakan SATUSEHAT. 


Manajemen Tenaga Kesehatan (SATUSEHAT SDMK) 


Mengelola lebih dari 3 juta tenaga kesehatan, memproses 1,8 juta Surat Tanda Registrasi (STR) dan 300 ribu Surat Izin Praktik (SIP) secara digital, dengan waktu penyelesaian kurang dari 7 hari, serta terintegrasii dengan sistem kesehatan lainnya melalui single sign-on.  


Manajemen Master Data (MSI, KFA, MPI, MNI) 


Repositori terpusat untuk data farmasi, alat kesehatan, dan fasilitas pelayanan kesehatan. Sistem ini memastikan konsistensi data, standar regulasi, dan kemudahan interoperabilitas di seluruh ekosistem kesehatan. 


Sistem Pemantauan Distribusi (SATUSEHAT Logistik) 


Sistem pelacakan distribusi farmasi dan alat kesehatan dari hulu ke hilir untuk memantau ketersediaan stok di setiap fasilitas kesehatan. Saat ini memasuki tahap awal implementasi.


Monitoring Pengadaan dan Belanja Nasional (LKPP) 


Pemantauan mendekati real-time terhadap pengeluaran nasional untuk farmasi dan alat kesehatan, mendukung transparansi fiskal dan efisiensi operasional. 

4. Apa pelajaran penting yang Anda dapatkan tahun ini dari projek-projek Anda? 


Pelajaran paling penting yang saya dapatkan pada tahun ini adalah bahwa keberhasilan transformasi digital tidak pernah berdiri sendiri. Transformasi digital hanya dapat berjalan efektif apabila didukung oleh kolaborasi erat antar seluruh unit kerja, baik di tingkat pusat maupun daerah, serta adanya pemahaman yang sama mengenai arah perubahan yang ingin dicapai. 


Kami juga belajar bahwa transformasi digital membutuhkan pondasi yang sangat kuat. Beberapa fondasi utama tersebut antara lain: 

  • Master data yang terstandarisasi, yang memungkinkan seluruh sistem dapat berbicara dalam bahasa yang sama, mengurangi duplikasi data, dan memastikan integritas informasi.  
  • Standarisasi proses dan arsitektur, sehingga integrasi antar aplikasi dan lembaga menjadi jauh lebih mudah.  
  • Regulasi dan kebijakan pendukung, agar inovasi tetap sejalan dengan peraturan serta memberikan kepastian hukum bagi seluruh pihak.  

Tanpa fondasi tersebut, inovasi digital akan terfragmentasi. Dengan fondasi yang kuat, kolaborasi, dan pemahaman bersama, transformasi digital dapat dirasakan lebih luas dan berkelanjutan. 


Berlangganan bulletin GovInsider di sini. 

5. Bagaimana AI dapat meningkatkan layanan pemerintah menjadi lebih inklusif dan dapat dipercaya?  


AI dapat meningkatkan layanan publik apabila pemerintah menerapkan standar kompetensi yang jelas, memastikan kualitas data, serta mematuhi prinsip etika pemanfaatan AI. Dengan fondasi yang kuat, AI dapat membantu personalisasi layanan, mempercepat keputusan, meningkatkan efisiensi, dan memperluas akses bagi seluruh lapisan masyarakat dengan cara yang aman dan bertanggung jawab. 

6. Bagaimana Anda mempersiapkan diri menghadapi gelombang perubahan? Keterampilan, pendekatan, atau teknologi baru apa yang paling Anda nantikan tahun depan? 


Kami merancang arsitektur sistem kesehatan nasional yang adaptif, modular, dan mudah dikembangkan sehingga dapat mengikuti perubahan teknologi tanpa mengganggu stabilitas sistem. Prinsip yang digunakan adalah scalability, interoperability, dan security-by-design


Kami juga menjalankan Sandbox Kesehatan sebagai platform uji coba teknologi baru dalam lingkungan terkontrol. Sandbox memastikan setiap inovasi memenuhi standar keamanan, kepatuhan regulasi, manfaat publik, serta kesiapan integrasi ke arsitektur nasional. Dengan ini, transformasi digital kesehatan Indonesia tidak hanya mengikuti perubahan, tetapi mengarahkannya secara aman, terukur, dan berkelanjutan. 

7. Apa saran yang ingin Anda berikan kepada para inovator yang ingin membangun karir di bidang layanan publik?  


Pahami regulasi dan kebijakan sejak awal, karena sektor publik memiliki tanggung jawab besar terhadap masyarakat. Tidak kalah penting, tetap nyalakan semangat bahwa karya yang dibuat berdampak untuk lebih dari 270 juta masyarakat Indonesia. Ini adalah motivasi terbesar bekerja di sektor publik. 

8. Siapa yang menjadi inspirasi Anda dalam mengembangkan layanan publik yang inklusif dan tepercaya? 


Saya terinspirasi oleh Suster Francesco Marianti (almarhumah), yang sepanjang hidupnya menghayati semangat serviam – semangat melayani tanpa pamrih. Beliau menanamkan nilai ketulusan, kedisiplinan, dan integritas, apa pun tantangannya. 


Beliau juga mengajarkan pentingnya “fikir”, kemampuan untuk berpikir jernih, mendalam, dan penuh pertimbangan sebelum mengambil keputusan atau bertindak. Fikir bukan hanya tentang kecerdasan intelektual, tetapi tentang kebijaksanaan: memahami konteks, melihat kebutuhan orang lain, dan mempertimbangkan dampak jangka panjang dari setiap tindakan pelayanan. 


Dari beliau saya belajar bahwa pelayanan publik bukan sekadar administratif, tetapi proses reflektif: melayani dengan hati sekaligus berpikir secara bijak dan bertanggung jawab. Nilai-nilai itulah yang selalu saya pegang ketika merancang kebijakan teknologi.  

9. Apabila lembaga Anda mempunyai anggaran tak terbatas, apa proyek impian yang ingin Anda kerjakan?  


Proyek impian yang ingin saya kerjakan adalah membangun Platform Layanan Kesehatan Terintegrasi Nasional yang benar-benar menyatukan seluruh komponen sistem kesehatan – mulai dari fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, farmasi, alat kesehatan, pembiayaan, hingga layanan rumah tangga – dalam satu ekosistem digital yang utuh, aman, dan mudah diakses. 


Platform ini akan mengandalkan interoperabilitas penuh yang memungkinkan lembaga pusat maupun daerah, fasilitas publik maupun swasta, dapat saling bertukar data dengan standar yang sama.  


Dengan fondasi interoperabilitas nasional yang kuat, masyarakat tidak perlu lagi membawa berkas fisik atau mengulang pemeriksaan yang sama, dan tenaga kesehatan memiliki informasi lengkap untuk memberikan layanan terbaik. 


Selain itu, platform ini akan memanfaatkan AI secara bertanggung jawab untuk: 

  • Pendukung pengambilan keputusan klinis 
  • Deteksi dini penyakit berbasis pola populasi 
  • Personalisasi layanan 
  • Perencanaan pembiayaan dan logistik yang lebih presisi. 
  • Analisis risiko kesehatan masyarakat real-time. 

Dengan integrasi menyeluruh dan pemanfaatan teknologi mutakhir, Indonesia dapat memiliki ekosistem kesehatan yang benar-benar holistik, berkelanjutan, inklusif, dan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi seluruh masyarakat.

10. Apa yang menarik perhatian Anda di luar sektor teknologi?  


Saya sangat menikmati jalan-jalan dan eksplorasi kuliner. Bagi saya, bepergian ke berbagai daerah atau negara memberikan kesempatan untuk memahami kebudayaan lokal, pola hidup masyarakat, dan nilai-nilai yang mereka pegang. Melalui makanan, saya bisa merasakan cerita, sejarah, dan identitas suatu tempat – sesuatu yang tidak bisa sepenuhnya ditangkap oleh data atau teknologi.


Pengalaman ini membantu saya melihat dunia dari perspektif yang lebih luas dan humanis dan memperkaya cara saya memandang layanan publik: bahwa setiap masyarakat memiliki kebutuhan, konteks, dan keunikan yang perlu dihargai.  


Perjalanan dan kuliner bukan hanya hobi, tetapi juga sumber inspirasi dalam merancang teknologi yang lebih inklusif, manusiawi, dan relevan bagi masyarakat.