Bagaimana platform digital meningkatkan kehidupan dan ekonomi masyarakat
Oleh Yuniar A.
Dalam diskusi panel baru-baru ini di Jakarta, para pakar digital berbagi tentang bagaimana platform digital memungkinkan masyarakat tetap dapat beraktivitas pada saat terjadi krisis kesehatan dan mentransformasi aspek ekonomi dan sosial masyarakat.
Ahli sektor publik dan digital menekankan peran platform digital dalam meningkatkan kehidupan dan ekonomi warga. Foto: Tech for Good Institute
Asisten Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Theodore Sutarto, mengatakan bahwa digitalisasi telah memainkan peranan penting untuk memastikan ekonomi terus berkembang di tengah kondisi krisis kesehatan.
Lewat platform digital, masyarakat memantau informasi tentang penyebaran wabah, berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar digital, dan mendapatkan akses keuangan digital.
“Masyarakat tetap bisa melakukan aktivitas ekonomi di tengah program pembatasan sosial. Bahkan kita tetap bisa mendapatkan pembelajaran dan meningkatkan keterampilan praktisnya secara daring," katanya.
Theodore berbicara pada diskusi panel “Digital Platforms and Impactful Innovation: Towards Sustainable Development in Indonesia” yang diselenggarakan Tech for Good Institute dan Kadin Indonesia, di Jakarta pada 22 Agustus.
Pembicara lain dalam panel tersebut adalah Direktur Teknologi PMO Kartu Prakerja Samsu Sempena, Chief of Public Affairs Grab Indonesia, Tirza Munusamy, dan Director of Public Policy and Government Affairs Ant International, Noudhy Valdryno.
Diksusi tersebut membahas tentang bagaimana digitalisasi telah mengubah cara publik untuk mengakses layanan, meningkatkan literasi digital dan mendorong daya saing bisnis kecil dan ekonomi digital di Indonesia.
Berdasarkan laporan Google, Temasek, Bain & Company, ekonomi digital Indonesia mencapai US$77 miliar pada tahun 2022 dan diproyeksikan meningkat menjadi US$130 miliar pada 2025.
Theodore menambahkan, digitalisasi telah terbukti mendorong kemajuan di berbagai aspek, tinggal bagaimana agar bisa berdampak pada skala yang lebih luas. Karena itu, pemerintah Indonesia berupaya mempercepat digitalisasi dan mendukung inovasi dan adopsi digital di Indonesia melalui peningkatan konektivitas digital dan penyediaan program literasi digital yang menjangkau lebih banyak orang.
“Sektor publik dan sektor swasta harus bekerja sama untuk menyelesaikan tantangan yang tersisa,” katanya.
Berlangganan Bulletin GovInsider untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai inovasi sektor publik.
Membangun ekosistem tenaga kerja
Samsu dari Prakerja menjelaskan bagaimana platform Kartu Prakerja berhasil mengurangi kesenjangan antara pendidikan dan kesiapan tenaga kerja. Pada 2019, hanya 10 persen dari total 140 juta tenaga kerja Indonesia yang pernah menjalani pelatihan formal.
Prakerja berhasil melipatgandakan persentase tersebut menjadi 20 persen di tahun 2023, lewat pelatihan masif terhadap lebih dari 17 juta tenaga kerja dalam waktu empat tahun.
"Skalabilitas platform untuk amat penting untuk menjangkau populasi tenaga kerja yang besar di Indonesia," kata Samsu.
Meski demikian, Samsu menekankan bahwa teknologi sendirian saja tidak cukup karena masih ada sekitar 70 juta tenaga kerja Indonesia yang belum mendapatkan pelatihan.
Karena itu, Samsu menekankan pemerintah dan swasta harus berkolaborasi untuk membangun ekosistem pelatihan vokasi di Indonesia agar lebih banyak lagi tenaga kerja mendapatkan manfaat pelatihan.
PMO Prakerja telah menjalin inisiatif kemitraan dengan banyak pihak, di antaranya dengan penyedia pelatihan, e-commerce, penyedia layanan FinTech, dan perusahaan-perusahaan pemberi kerja.
E-commerce dan edutech dapat membantu menjangkau lebih banyak peserta, sementara lembaga penyedia pelatihan memperkaya program-program pelatihan di dalam Kartu Prakerja agar menjadi lebih relevan dengan tuntutan keterampilan kerja yang terus berubah.
"Kami juga bermitra dengan Fintech untuk pencairan dana insentif, serta bekerja sama dengan portal penyedia kerja untuk menghubungkan pencari kerja dan tenaga kerja," Samsu menambahkan.
Berlangganan Bulletin GovInsider untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai inovasi sektor publik.
Mendorong daya saing ekonomi kecil
Noudhy dari Ant International menyoroti bagaimana e-commerce telah memainkan peranan penting dalam memperluas jangkauan pasar pelaku bisnis mikro, kecil dan menengah (UMKM), meningkatkan akses mereka ke layanan keuangan digital, dan memberikan manfaat kepada komunitas yang sebelumnya kurang terlayani di Indonesia.
“Platform digital memungkinkan pelaku UMKM membawa produk mereka ke pasar global, serta memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengotomatisasi dan meningkatkan proses bisnis mereka.”
Tantangannya ialah tingkat literasi digital UMKM yang masih berada di bawah 50 persen. Peningkatan literasi digital sangat penting untuk memastikan mereka mendapatkan manfaat yang nyata dari keberhasilan ekonomi tersebut.
Tirza dari Grab menekankan bagaimana perusahaan ini memulai pendekatan hiperlokal melalui fitur GrabMart. Fitur ini memungkinkan para penggunanya untuk memesan bahan makanan di pasar tradisional. "Idenya adalah menyediakan barang segar bagi konsumen dan membawa para pedagang di pasar tradisional ke platform digital,” katanya.
Ia mengungkapkan, platform ini telah memungkinkan para pedagang di pasar tradisional untuk terus beroperasi di masa pandemi.
Untuk meningkatkan literasi digital, Grab telah memberikan pelatihan untuk pengemudi dan pedagang dengan membantu pedagang mengambil foto, membantu mengisi ulang stok dagangan pada aplikasi, hingga merekrut karyawan, Tirza menambahkan.