Menggapai masa depan yang berkelanjutan dengan transformasi digital

By Armida Salsiah AlisjahbanaZhaslan Madiyev

Laporan Transformasi Digital Asia-Pasifik 2024 yang akan diluncurkan pada Konferensi Tingkat Menteri Asia-Pasifik tentang Inklusi dan Transformasi Digital yang diadakan di Kazakhstan minggu ini, akan mengeksplorasi bagaimana transformasi digital dapat mendukung mitigasi dan adaptasi iklim.

Sekretaris Eksekutif UN-ESCAP Armida Alisjahbana dan Menteri Digital Kazakhstan Zhaslan Madiyev berbagi tentang peran transformasi digital dalam mencapai SDGs. Foto: KSI Strategic Institute untuk Asia Pasifik, Kantor Perdana Menteri Republik Kazakhstan.

Paradigma pembangunan telah bergeser menjadi “digital by default” sebagai sebuah norma, yang membentuk kembali masyarakat dan ekonomi. Sebagai pusat inovasi yang digerakkan secara digital, kawasan Asia Pasifik berada pada posisi yang tepat untuk memanfaatkan potensi transformatif dari teknologi digital guna mempercepat kemajuan dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang diamanatkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).  

 

Teknologi yang berkembang memungkinkan aksi iklim yang lebih cerdas, membangun kota yang lebih tahan bencana, dan mengoptimalkan pengembangan perkotaan. Kecerdasan buatan (AI) membantu meningkatkan akurasi sistem peringatan dini bencana dengan memastikan bahwa informasi yang tepat menjangkau orang yang tepat pada waktu yang tepat. 

 

Keuangan digital sekarang lebih inklusif - dengan memperluas akses terutama bagi kelompok-kelompok yang terpinggirkan - sementara platform pemerintah digital juga memungkinkan layanan publik untuk menjangkau semua warga negara secara lebih efektif dan efisien. 

 

Berlangganan Bulletin GovInsider untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai inovasi sektor publik.   

Inovasi digital yang mendukung aksi iklim

 

Laporan Transformasi Digital Asia-Pasifik 2024, yang akan diluncurkan minggu ini, menunjukkan bagaimana inovasi digital telah memungkinkan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi iklim yang lebih canggih di seluruh infrastruktur, tata kelola pemerintahan, mobilitas, industri dan perdagangan, pengurangan risiko bencana, serta ekosistem pertanian dan keanekaragaman hayati. 

 

Berdasarkan data International Energy Agency, penerapan teknologi digital dan big data dapat menghemat US$80 miliar (Rp1.242 triliun) per tahun atau sekitar lima persen dari total biaya kelistrikan tahunan dunia. Digitalisasi dapat membantu integrasi energi terbarukan dengan memungkinkan jaringan listrik pintar untuk menyesuaikan permintaan energi dengan lebih baik.  

 

Peluang yang dihadirkan oleh inovasi digital untuk pembangunan berkelanjutan juga menghadapi tantangan dan ancaman yang membayangi. Kawasan Asia Pasifik dihadapkan pada beberapa hambatan dalam adopsi solusi digital berskala besar.  

 

Meskipun 96 persen populasi di kawasan ini tinggal di wilayah yang tercakup oleh jaringan broadband seluler, diperkirakan hanya sepertiga dari populasi yang secara produktif menggunakan layanan internet dan hingga 40 persen tidak memiliki keterampilan digital dasar.  

 

Selain itu, meskipun empat dari lima orang di wilayah perkotaan menggunakan Internet, di wilayah pedesaan, angkanya hanya 52 persen. Kesenjangan dalam akses yang berarti ini disebabkan oleh kesenjangan digital yang secara luas mengikuti usia, pendapatan, pendidikan, dan garis patahan geografis, dengan kesenjangan gender yang mendasari semua aspek ini. 

 

Dengan penggunaan AI yang meningkat pesat, kebutuhan dan urgensi untuk menjembatani kesenjangan digital antara dan di dalam negara tetap penting untuk memastikan kenikmatan penuh dari manfaat teknologi digital bagi semua orang, sambil meminimalkan risikonya.  

 

Menerapkan solusi terobosan inovatif dalam menjembatani kesenjangan digital dan meningkatkan transformasi digital untuk pembangunan berkelanjutan akan membutuhkan mobilisasi investasi dalam skala besar dalam infrastruktur dan konektivitas baru.  

 

Untuk mencapai tujuan ini, memperluas jangkauan Internet berkecepatan tinggi yang terjangkau, terutama di kalangan masyarakat yang terpinggirkan dan kurang terlayani di daerah pedesaan, serta menawarkan pelatihan keterampilan digital dan pembelajaran seumur hidup, sangat penting untuk mengurangi kesenjangan digital dan menghubungkan mereka yang tidak terhubung.  

 

Dengan berbagi pengetahuan, pengalaman, dan praktik di antara negara-negara, kerja sama regional dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi inovasi untuk berkembang dan mengarahkan kita menuju masa depan digital yang inklusif. 

 

Berlangganan Bulletin GovInsider untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai inovasi sektor publik.  

Ambisi kebijakan, kunci kolaborasi  

 

Pendekatan holistik ini membutuhkan ambisi kebijakan yang tinggi. Pada Konferensi Tingkat Menteri Asia-Pasifik tentang Inklusi dan Transformasi Digital, yang diselenggarakan oleh Lembaga PBB untuk Pembangunan Ekonomi dan Sosial untuk Asia Pasifik (UN-ESCAP) dalam kemitraan dengan Pemerintah Kazakhstan di Astana minggu ini, para Menteri diharapkan berkomitmen pada visi bersama, yang berpusat pada solusi digital yang inovatif dan kolaboratif yang didasarkan pada kerja sama regional. 

 

Dalam hal ini, konferensi akan mempertimbangkan kemungkinan pembentukan Pusat Solusi Digital untuk Pembangunan Berkelanjutan di Kazakhstan yang bertujuan untuk berbagi solusi digital praktis untuk memajukan agenda pembangunan berkelanjutan di wilayah tersebut.  

 

Sejalan dengan itu, Asia-Pacific Information Superhighway Initiative dan Action Plan 2022-2026 berkontribusi pada dorongan kolektif untuk memperluas konektivitas yang berarti bagi semua, meningkatkan aplikasi teknologi digital, dan memperkuat data digital, yang membentuk fondasi untuk masa depan digital yang inklusif dan berkelanjutan.  

 

Dengan Asia Pasifik berada di garis depan transformasi digital global, masa depan yang berkelanjutan berada dalam genggaman. Mari kita manfaatkan janji digital untuk mempercepat pembangunan berkelanjutan di kawasan kita.  

 

Tentang penulis: 

Armida Salsiah Alisjahbana adalah Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Sekretaris Eksekutif ESCAP.  

Zhaslan Madiyev adalah Menteri Pengembangan Digital, Inovasi dan Industri Kedirgantaraan Kazakhstan.  

 

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang upaya Kazakhstan dalam mendukung transformasi digital regional dan upayanya mendukung pemerintahan digital proaktif, baca liputan GovInsider sebelumnya tentang Kazakhstan di sini