Harapan untuk layanan digital Indonesia yang lebih baik - Juan Kanggrawan #FOI2024
By Juan Kanggrawan
Juan Kanggrawan, pakar teknologi dan sektor publik dengan pengalaman kepemimpinan di sejumlah organisasi pemerintahan digital di Indonesia, berbagi harapan-harapannya tentang dampak transformatif dari teknologi terhadap kehidupan warga negara.
Juan Kanggrawan, pakar teknologi dan sektor publik, menyampaikan bahwa kita ingin memanfaatkan teknologi di sektor publik untuk meningkatkan dampak positif bagi masyarakat. Setelah beberapa tahun persiapan dan uji coba, khususnya selama pandemi COVID-19, Indonesia kini siap untuk mendorong lebih jauh inisiatif GovTech. Foto: Canva
Saya menulis artikel ini dalam kapasitas pribadi. Saya tidak secara resmi mewakili institusi manapun. Pada saat yang sama, pengalaman dan paparan saya sebelumnya telah mempengaruhi perspektif dan proses berpikir saya.
Sebelumnya, saya telah memiliki pengalaman dan kontribusi langsung pada organisasi-organisasi berikut ini: sektor publik (Jakarta Smart City, GovTech Edu untuk Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi dan Smart Nation Singapura) dan sektor sosial (Code4Nation, Bangkit Indonesia, Perhimpunan Indonesia, Data Science Indonesia). Saya memiliki harapan sederhana untuk kemajuan dan kemakmuran masyarakat Indonesia dengan memanfaatkan kekuatan teknologi, terutama di sektor publik.
Indonesia memiliki institusi formal yang mencakup domain penelitian dan teknologi. Berikut beberapa contoh penting di benak saya: Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin), Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), Dewan TIK Nasional Indonesia (Wantiknas), beberapa kementerian nasional (Kementerian Kominfo, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Kementerian BUMN).
Sejak tahun 2010, telah ada berbagai inisiatif seputar kota pintar, e-government, dan layanan digital di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan lain-lain. Inisiatif-inisiatif ini mendapat perhatian publik dan memberikan hasil awal yang menarik.
Sejak 2020 dan seterusnya, inisiatif GovTech Indonesia semakin mendapat perhatian. Dari sisi konseptual, ide GovTech bukanlah hal yang baru. Lembaga-lembaga GovTech telah didirikan di berbagai negara seperti Singapura, India, dan Eropa.
Prinsipnya, kita ingin memanfaatkan teknologi di sektor publik untuk meningkatkan dampak positif bagi masyarakat. Beberapa diskusi dan ide formal dimulai pada 2015. Setelah beberapa tahun persiapan dan uji coba, khususnya selama pandemi COVID-19, Indonesia kini siap untuk mendorong lebih jauh inisiatif GovTech.
Beberapa catatan penting
Mempertimbangkan pengalaman kami di masa lalu, ada berbagai inisiatif menarik yang dapat kita pelajari. Pada bagian ini, saya tidak memiliki niat pribadi untuk secara khusus mempromosikan institusi mana pun. Sepanjang perjalanan profesional, penelitian dan sukarelawan saya, berikut ini adalah beberapa perkembangan menarik (tingkat nasional dan provinsi) yang dapat saya bagikan:
-
Sistem respon dan manajemen warga yang mengumpulkan, menganalisis dan mengelola umpan balik dari warga. Sistem ini mencakup 10.000-15.000 aspirasi bulanan yang dialokasikan/didistribusikan ke lebih dari 100 instansi pemerintah untuk ditindaklanjuti dan diperbaiki. Manfaat: Kemampuan untuk mengumpulkan dan menindaklanjuti setiap aspirasi masyarakat secara sistematis dengan akuntabilitas dan kualitas layanan yang jelas (kecepatan & hasil).
-
Berbagai inisiatif Super Apps yang mengintegrasikan berbagai layanan/fitur utama ke dalam satu aplikasi. Inisiatif ini telah diimplementasikan di tingkat nasional dan provinsi yang mencakup domain berikut: kesehatan, pendidikan, kewarganegaraan, transportasi, dan lain-lain. Manfaat: Warga negara dapat mengakses layanan-layanan utama melalui satu aplikasi, dan tidak perlu mengunduh atau membuka banyak aplikasi atau situs web.
-
Kebijakan Satu Data yang mendorong dan memandu manajemen data yang kuat di dasbor nasional & provinsi. Beberapa hasil utama termasuk metadata & katalog data yang terstandardisasi, portal data yang terintegrasi, dan tanggung jawab yang jelas terkait data (tugas-fungsi dan tata kelola) di seluruh lembaga pemerintah. Manfaat: Kemampuan untuk memberikan solusi digital yang konkret bagi masyarakat berdasarkan data yang tepercaya dan dapat diandalkan.
-
Model-model prediktif yang dapat mengantisipasi berbagai tren terkait kejadian banjir, pola lalu lintas, penyebaran COVID-19, kinerja sekolah, pendapatan pajak, kualitas udara, pola pergerakan agregat warga. Manfaat: Kemampuan untuk mengantisipasi/mencegah insiden dan memahami kebutuhan warga di masa depan.
-
Penelusuran kontak (analisis jaringan) untuk COVID-19 dan distribusi bantuan sosial yang ditargetkan secara relevan berdasarkan demografi dan kebutuhan warga. Manfaat: Kemampuan untuk memahami penyebaran penyakit secara sistematis dan memberikan bantuan yang tepat sasaran dan akurat kepada warga.
Harapan untuk masa depan
Teknologi dan inovasi terus berkembang dan berubah dengan cepat. Selalu ada cara baru untuk memecahkan tantangan dan memikirkan kembali pendekatan yang ada. Pada tahun 2024, kecerdasan buatan telah menerima perhatian yang signifikan dan menunjukkan perkembangan yang menarik.
Setiap teknologi modern dapat dilihat dan ditangani dari berbagai dimensi (penelitian, inovasi, ekonomi, kebijakan, etika, hubungan internasional, dan lain-lain.), dan karenanya, membutuhkan kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan dan institusi.
Pada akhirnya, saya memiliki beberapa harapan. Pertama, saya berharap para pejabat pemerintah memiliki pola pikir untuk mengeksplorasi, belajar, bereksperimen, dan mengadopsi teknologi baru yang relevan untuk memberikan solusi yang lebih baik bagi masyarakat. Kedua, saya berharap kita dapat membangun upaya inovatif yang telah dirintis, baik di tingkat nasional maupun tingkat provinsi, dan menggabungkannya dengan perkembangan teknologi terbaru.
Dengan melakukan hal ini, kita dapat mengumpulkan dan memastikan kelanjutan dari upaya inovasi kita. Khusus untuk GovTech Indonesia, saya sangat mengharapkan perkembangan yang menarik dan konkret dalam 10-15 tahun ke depan sehingga akan ada manfaat yang signifikan bagi masyarakat dan pemangku kepentingan yang relevan.
Sebagai penutup, saya senang menyaksikan beberapa solusi awal berbasis AI dan berikut kisah-kisah suksesnya. Biasanya, implementasi di sektor publik mencakup analisis video (misalnya CCTV), pemrosesan gambar (analisis umpan balik warga), chatbots, konversi digital dokumen cetak, sistem rekomendasi AI (misalnya rute, rumah sakit, materi pembelajaran), dan lain-lain.
Ke depannya, sektor publik Indonesia harus secara serius dan sistematis mempersiapkan “fundamental building block” untuk AI, seperti manajemen data, privasi data, etika AI, kumpulan talenta AI lokal, infrastruktur teknis, dan lain-lain. Untuk kebijakan yang relevan yang sudah ada (misalnya kebijakan nasional untuk data pribadi), kita harus memahami dengan baik dan melaksanakan kebijakan ini secara konsisten di seluruh pemangku kepentingan dalam ekosistem, baik pemerintah, industri, universitas,dan organisasi sosial.
Juan Intan Kanggrawan
Pakar Teknologi dan Transformasi Sektor Publik, Head of Research & Data Analytics, Jakarta Smart City
Juan akan berbicara dalam diskusi panel mengenai eksplorasi strategi keamanan dan ketahanan teknologi AI dalam aplikasi pemerintah pada acara GovInsider Festival of Innovation 2024 yang berlangsung pada tanggal 26-27 Maret 2024 di Singapura. Daftarkan diri anda segera untuk mendengarkan lebih lanjut pemaparan Juan dan para pembicara lainnya!