Puskesmas Sumedang gunakan GenAI untuk mengatasi masalah kesehatan

By Si Ying Thian

Platform Puskesmas AI merupakan kolaborasi antara Kabupaten Sumedang dan Docquity, yang bertujuan untuk menyediakan data yang kredibel dan perangkat AI yang canggih bagi para praktisi kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah tersebut.

Ilustrasi AI dalam membantu tugas manusia. Petugas kesehatan di Sumedang, Jawa Barat, kini bisa menggunakan asisten bertenaga GenAI untuk meningkatkan pengetahuan dan penggunaan alat bantu untuk mendiagnosis masalah kesehatan. Foto: Canva.

Saat ini, para petugas kesehatan di Sumedang, Jawa Barat, memanfaatkan platform bertenaga AI generatif (GenAI) di Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama. Platform yang diberi nama TehAI ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan penggunaan alat bantu dalam mendiagnosis dan mengatasi masalah kesehatan kritis setempat. 

 

TehAI didesain untuk memberikan pengetahuan dan informasi yang dibutuhkan praktisi kesehatan tentang barbagai penyakit yang diidentifikasi sebagai masalah kesehatan utama oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang, seperti tuberkulosis, stunting, dan hipertensi. 

 

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Dr Herman Suryatman, mengatakan bahwa setelah keberhasilan program percontohan di Sumedang, platform ini akan diadopsi di kabupaten-kabupaten lain di Provinsi Jawa Barat. 

 

Platform AI Puskesmas yang diberi nama TehAI adalah asisten virtual yang diluncurkan pada 12 Agustus lalu. Platform ini merupakan hasil kerja sama antara Kabupaten Sumedang dan Docquity, sebuah perusahaan rintisan teknologi kesehatan yang berbasis di Singapura yang mengklaim sebagai jejaring sosial terbesar di Asia Tenggara untuk para dokter. 

 

Berlangganan Bulletin GovInsider untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai inovasi sektor publik. 

Data yang kredibel dan memenuhi standar 

 

Platform ini menggunakan data dari Kementerian Kesehatan Indonesia, jurnal ilmiah, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan sumber-sumber lain dari pemerintah daerah Sumedang. 

 

Teknologi GenAI juga sudah sesuai dengan peraturan perlindungan data di Eropa dan Indonesia, menurut rilis resmi tersebut. 

 

“Dengan memberikan akses kepada para profesional di bidang kesehatan terhadap data yang kredibel dan teknologi AI yang canggih, kita dapat menciptakan sistem kesehatan yang lebih efektif dan efisien,” jelas Dr Suryatman. 

 

Beberapa fitur utama dari platform ini termasuk antarmuka yang mudah digunakan bagi para pekerja untuk mengakses informasi dengan mudah, respon real-time, dan database yang komprehensif dengan informasi terbaru dan dapat diandalkan.

 

“TehAI telah secara signifikan meningkatkan kemampuan kami dalam mengatasi masalah kesehatan yang kritis... Ini telah menjadi alat yang sangat berharga dalam kegiatan operasional kami sehari-hari, membantu kami membuat keputusan yang lebih tepat dan meningkatkan hasil yang lebih baik bagi pasien,” ujar seorang perawat dari Puskesmas Sumedang.

 

Berlangganan Bulletin GovInsider di sini

Meningkatkan kemitraan 

 

TehAI merupakan kerja sama pertama Docquity dengan sektor publik, dan kemitraan ini akan meluas di program-program pemerintah Indonesia lainnya. 

 

Program ini akan memungkinkan petugas kesehatan untuk memantau perjalanan pasien mulai dari janji temu medis hingga resep obat dan promosi gaya hidup sehat. 

 

Selama bertahun-tahun, sistem kesehatan masyarakat Indonesia telah memulai beberapa kemitraan teknologi kesehatan. 

 

GovInsider baru-baru ini melaporkan pada bulan Mei bahwa Kementerian Kesehatan Indonesia telah bermitra dengan Google Cloud untuk mengembangkan lingkungan uji coba untuk solusi GenAI di bidang kesehatan. Kemitraan ini mencakup peningkatan manajemen data, dan penerapan teknologi dan AI dalam layanan kesehatan. 

 

Selain itu, Kementerian Kesehatan juga telah bertemu dengan miliarder Elon Musk untuk menjajaki pemanfaatan sistem satelit Starlink guna meningkatkan konektivitas internet untuk puskesmas di daerah terpencil di Indonesia. 

 

Data yang kuat juga merupakan fondasi penting untuk inovasi berbasis AI di bidang kesehatan. Pada tahun 2022, pemerintah Indonesia memindahkan rekam medis elektroniknya ke cloud.

 

Di luar penyimpanan data, penggunaan cloud mendukung inovasi yang dilakukan oleh tim Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan, yang meliputi proses bisnis, pengembangan produk, dan menjalankan aplikasi, kata Deputy Chief of DTO, Agus Rachmanto, kepada GovInsider sebelumnya.

 

Artikel ini diterjemahkan dari Bahasa Inggris pada link berikut ini