SATUSEHAT Mobile akan didukung fitur asisten kesehatan berbasis AI

By Mochamad Azhar

Mulai 2026, aplikasi SATUSEHAT Mobile menambah fitur asisten kesehatan pribadi berbasis kecerdasan artifisial (AI) untuk para pengguna.

Kemenkes mendorong penguatan ekosistem SATUSEHAT sebagai tulang punggung transformasi digital kesehatan di Indonesia. Foto: Kemenkes  

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah mengembangkan teknologi kecerdasan artifisial (AI) pada aplikasi SATUSEHAT Mobile untuk mendorong perubahan perilaku kesehatan masyarakat melalui pemantauan mandiri yang lebih terarah dan terpersonalisasi. 


Dengan diperkuat AI, aplikasi ini bukan sekadar tempat menyimpan data kesehatan, tetapi platform yang mendorong tindakan nyata.  


Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan, Setiaji, mengatakan, penguatan fitur SATUSEHAT Mobile ditujukan untuk mendorong masyarakat membangun kebiasaan hidup sehat.


“Lewat fitur baru yang bekerja 24 jam dalam memberikan notifikasi, pengingat, dan rekomendasi perilaku hidup sehat, SATUSEHAT Mobile diharapkan menjadi asisten pribadi kesehatan (personal health application) bagi para penggunanya,” katanya. 


Hal itu disampaikan setiaji saat diskusi panel bertajuk “SATUSEHAT Mobile untuk Keseharian Kita” di Health Innovation Festival (HAI-Fest 2025) yang diselenggarakan Kemenkes pada 8 Desember di Jakarta.


Selain Setiaji, panelis lainnya adalah Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemenkes, Eko Sulistijo, pejabat Dinas Kesehatan Badung, Bali, dr. Komang Arya, dan pengguna SATUSEHAT Mobile, Kevin Pratama. Diskusi dimoderatori Head of Brand, Marketing, and Communication, Tim Transformasi Teknologi dan Digitalisasi Kesehatan Kemenkes, Karina Kusumawardani. 

Perawatan kesehatan preventif 


Setiaji menambahkan, SATUSEHAT diharapkan menjadi pemicu pergeseran paradigma perawatan kesehatan dari dari kuratif ke preventif.


“Selama ini, banyak pasien yang baru datang ke fasilitas kesehatan setelah mengalami gejala berat. Dengan pengingat dan rekomendasi personal, risiko penyakit tidak menular dapat ditekan lebih awal,” katanya. 


Salah satu fitur yang sedang disiapkan adalah kemampuan aplikasi mengenali foto makanan secara otomatis. Begitu pengguna memotret makanan, aplikasi akan menampilkan estimasi kandungan kalori, protein, dan nutrisi lainnya. 


AI juga akan menghitung tingkat aktivitas harian dan memberikan pengingat jika pengguna kurang bergerak. Pendekatan berbasis perilaku ini diharapkan membantu masyarakat lebih disiplin menerapkan pola hidup sehat, katanya. 


Sebagai laying groundwork untuk teknologi AI, sepanjang 2025 Kemenkes telah memperkuat kemampuan input mandiri pada SATUSEHAT Mobile. Pengguna dapat mencatat tekanan darah, berat badan, dan berbagai indikator kesehatan lainnya secara langsung lewat aplikasi.


Berlangganan bulletin GovInsider di sini. 

Ekosistem data sebagai kunci 


Setiaji menekankan bahwa teknologi AI tidak akan berjalan optimal tanpa adanya ekosistem data kesehatan nasional yang terintegrasi dan berkualitas.


Selama ini, data kesehatan tersebar di banyak institusi, mulai dari rumah sakit, fasilitas layanan primer, industri farmasi, hingga penyedia teknologi kesehatan.  


“Inilah alasan kami mengembangkan ekosistem SATUSEHAT untuk mengintegrasikan berbagai data tersebut agar saling terhubung dan aman,” dia menambahkan. 


Ia mengibaratkan ekosistem SATUSEHAT sebagai jaringan ATM bersama. Setiap bank memiliki sistem internal masing-masing, tetapi mengikuti standar yang sama sehingga dapat saling terkoneksi.  


Untuk mendorong inovasi, Kemenkes mengembangkan Sandbox Kesehatan sebagai ruang uji bagi teknologi-teknologi baru, termasuk AI dan robotik. Lewat sandbox ini berbagai inovasi dapat dinilai keamanan dan kesesuaiannya sebelum digunakan secara luas. 


Baru-baru ini, Kemenkes juga telah menyelenggarakan AI Hackathon untuk mencari solusi berbagai tantangan kesehatan nasional, dengan fokus utama pada penyakit tuberkulosis, kardiovaskular, diabetes, stunting, dan stroke. 


Kompetisi ini menjadi ajang untuk memperluas ekosistem inovasi yang nantinya dapat terintegrasi dengan SATUSEHAT. 

Etalase layanan kesehatan berbasis digital 


Kepala Pusdatin Kemenkes, Eko Sulistijo, menambahkan bahwa SATUSEHAT Mobile kini telah menjadi etalase layanan kesehatan digital nasional. Walaupun terlihat sederhana di sisi pengguna, aplikasi ini terhubung dengan ratusan sistem kesehatan di belakang layar.


Fitur inti SATUSEHAT Mobile adalah rekam medis rawat jalan, yang memungkinkan pengguna melihat riwayat pemeriksaan mereka dari berbagai fasilitas kesehatan, selama faskes telah melakukan kewajiban pencatatan digital. 


Fitur unggulan lainnya adalah layanan pencarian obat dan pengingat obat, yang terintegrasi langsung dengan master data obat nasional.  


Sementara itu, Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) menjadi pintu masuk bagi masyarakat untuk memonitor kesehatan dasar, seperti tekanan darah atau gula darah, secara gratis, yang semuanya ditautkan melalui SATUSEHAT Mobile.


“Tiket untuk mendapatkan layanan ini dapat diakses melalui SATUSEHAT Mobile,” kata Eko. 

Pemanfaatan SATUSEHAT di tingkat lokal 


Panel juga menyajikan kisah sukses penerapan SATUSEHAT Mobile di tingkat lokal, khususnya dalam hal integrasi SATUSEHAT dengan layanan kedaruratan.


Pejabat Dinas Kesehatan Badung, Bali, dr. Komang Arya, membagikan ceritanya bahwa dengan jumlah penduduk 520.000 orang dan kunjungan wisatawan mencapai 5,3 juta per tahun, kabupaten ini membutuhkan layanan kedaruratan dengan lebih cepat. 


“Berbicara tentang kegawatdaruratan, ini adalah hak kita semua,” ujar dia.


Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Badung membangun safety center 24 jam yang melibatkan dokter, perawat, analis kesehatan, serta terhubung langsung ke nomor darurat serta kanal pengaduan bupati. Komang mengklaim tingkat kecepatan respons hanya 14 menit.  


Sistem respons ini juga terhubung ke SATUSEHAT Mobile melalui fitur gawat darurat berbasis lokasi.  


“Ketika pengguna menekan tombol emergency di wilayah Badung, panggilan otomatis dialihkan ke pusat krisis daerah atau safety center kami,” ujarnya.


Di tingkat pengguna, SATUSEHAT Mobile mulai dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan praktis dan menjadi opsi layanan pertama bagi masyarakat.  


Kevin Pratama, pengguna aktif SATUSEHAT Mobile, menilai aplikasi ini memberikan solusi yang ekonomis untuk keperluan Working Holiday Visa (WHV), di mana salah satu syaratnya adalah melampirkan dokumen hasil pemeriksaan kesehatan.


“Dari pada bayar [layanan] yang mahal, lebih baik mencoba yang gratis. Toh sudah lumayan lengkap,” tuturnya. 


Bagi Kevin, fitur pengingat obat dan pelacakan indikator kesehatan menjadi dua layanan SATUSEHAT yang paling membantunya.


Kevin berharap SATUSEHAT Mobile dapat berkembang lebih jauh menjadi pusat layanan kesehatan yang lengkap dengan dapat menghadirkan konsultasi dokter secara daring serta rekomendasi vaksin internasional bagi warga yang akan bepergian ke luar negeri.